Seorang Guru Menghasilkan Uang Lewat Menulis Blog

Kisah bagaimana aktivitas menulis bisa menghasilkan tambahan rupiah bagi seorang guru.

Seberapa Siap Anda Menyandang Predikat Orangtua bagi Anak-anak?

Menjadi orangtua untuk anak-anak lebih dari sekedar panggilan bapak atau ibu. Ibarat pilot, ada bekal pengetahuan agar bisa terbang dengan selamat.

9 Macam Kecerdasan, Masuk yang Manakah Anak Anda?

Setiap anak terlahir berbeda dan istimewa. Tidak ada anak yang terlahir sebagai produk gagal tuhan. Sudahkah menemukan keistimewaan yang menjadi keunggulan khas dirinya?

8 Rahasia Media Sosial untuk Meningkatkan Pembelajaran Siswa

Media sosial selain bisa digunakan untuk berinteraksi juga bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Simak di sini.

Pentingkah mengajari anak menggunakan perangkat digital?

Memang sulit membendung media. Segala informasi ada di dunia maya, pengaruh negatif siap menerkam anak kita. Di mana saja dan kapan saja - Munif Chatib

21 Desember 2014

Hutang Revolusi Mental Anies Baswedan (bag. 2)



Semasa kecil hingga remaja Anies kenyang oleh kegiatan-kegitan positif yang menggembleng mental dan pemikirannya. Konon, saat berseragam putih biru dia masuk di ektsrakurikuler yang disebut Peleton Inti, yang biasa disingkat Tonti. Keaktifannya di Tonti didasari oleh masa kecilnya yang terkagum-kagum waktu duduk di atas pundak sang ayah melihat barisan pemain drum band di Jalan Malioboro, Jogjakarta. Barisannya keren, menurutnya. Kelak, masuklah dia di ekskul tersebut. Bagaimana prestasi akademiknya?

Hutang Revolusi Mental Anies Baswedan (bag. 1)



Rambutnya keriting, perawakannya tinggi besar, hidungnya mancung khas peranakan arab. Pembawaannya murah senyum. 

Suatu hari, bocah ini merengek minta sekolah kepada ibunya karena sering melihat anak-anak yang berangkat sekolah yang melintas di depan rumahnya. Sang ibu bimbang. Anak itu belum cukup umur. Sebagai dosen ia tahu pentingnya pendidikan, namun ia tak ingin anaknya tercerabut dari dunia permainan. Ia mendiskusikannya dengan sang suami. Berkonsultasi ke psikolog juga dilakukan. Keputusannya, dia sekolah. “Tapi kalau mau saja. Kalau sedang tidak mau jangan dipaksa.” Kata si psikolog (hal. 10).

Kelak, anak kecil yang telah membuat bimbang orang tuanya dan selalu dahaga akan pengetahuan ini membuat geger dunia pendidikan di seantero nusantara. Kiprahnya membuat dunia pendidikan pompa jantung. Ada yang tersenyum optimis. Ada yang sinis. Ada yang menghujat. Tak sedikit yang mencibir. Banyak pula yang mengkritik. Anda tahu kenapa? Semua itu karena dia menelurkan sebuah keputusan yang saat ini sedang hangat diperbincangkan. Sebuah keputusan yang mengundang kontroversi, diskusi, polemik dan tarik ulur pendapat, yakni keputusan soal penghentian (sementara) Kurikulum 2013. Siapa gerangan pria ini?

11 November 2014

8 Rahasia Media Sosial untuk Pembelajaran



8 Rahasia Media Sosial untuk Meningkatkan Pembelajaran Siswa

Anda tahu Facebook? Twitter? Dua media sosial inilah yang paling sering digunakan dan merupakan terbesar di antara sekian banyak media bersosialisasi saat ini. Di Indonesia dua media sosial ini paling digandrungi. Bahkan, menurut indonesiaterdidiktik.org, bersosialisasi lewat media sosial sudah dilakukan melalui ponsel cerdas (smartphone). BBC Indonesia menemukan durasi rata-rata masyarakat Indonesia menggunakannya sekitar 181 menit per hari. Wow! Bukankah ini merupakan peluang besar dalam memanfaatkannya untuk pendidikan?

Coba bayangkan, Anda seorang guru yang bisa mengantarkan siswa Anda sukses dalam pembelajaran. Anda disukai siswa-siswa Anda karena membantu mereka untuk memahami pelajaran melalui cara yang menurut mereka gaul dan sesuai dunia mereka. Mereka ingin selalu belajar dengan Anda dan memuji Anda dengan senyum kepuasan mereka. Apa yang Anda rasakan? Ada kepuasan tersendiri, bukan? Ada sedikit cerita berikut ini yang mungkin pernah Anda alami dengan siswa Anda.

21 September 2014

Di mana Sistem Pendidikan Terbaik Dunia? (2 - habis)

(lanjutan dari bag. 1)

Sampsa Vourio, seorang guru di Torpparinmaki Comprehensive School, Finlandia, menjelaskan bahwa sistem pendidikan di negaranya dijalankan sangat demokratis. Penekanan belajar fokus pada proses, bukan pada hasil belajar. Remedial tidak dianggap sebagai kegagalan, tapi untuk perbaikan; sedangkan pekerjaan rumah (PR) dan ujian tak harus dikerjakan dengan sempurna – yang penting murid menunjukkan adanya usaha. Ujian justru dipandang sebagai penghancur mental siswa. Tidak ada sistem peringkat (ranking) sehingga siswa merasa percaya diri dan nyaman terhadap dirinya. Sistem peringkat dipandang hanya membuat guru terfokus pada murid terbaik saja, bukan kepada seluruh murid.

Kesimpulannya, Finlandia telah sukses menggabungkan kompetensi guru yang tinggi, kesabaran, toleransi, dan komitmen dengan keberhasilan melalui tanggung jawab pribadi.

*) Dikutip penuh dari buku best-seller Munif Chatib. Gurunya Manusia. Kaifa: Bandung. 2011. (hal. 26-27)

Siapa Munif Chatib?

Dia adalah seorang konsultan pendidikan yang merintis gebrakan inovasi pendidikan di Tanah Air yang kemudian kisah perjalanannya dia tuangkan ke dalam tiga serial buku best-seller-nya: Sekolahnya Manusia, Gurunya Manusia, dan Orang Tuanya Manusia. Semuanya diterbitkan oleh Kaifa, Bandung. Berawal dari perkenalan dan interaksinya secara intens dengan praktisi pembelajaran berbasis multiple intelligences asal Amerika Serikat Bobbi DePorter, dia mulai memperkenalkan ke seantero nusantara  apa yang diusung oleh filosofi pendidikan sebagai ‘proses memanusiakan manusia’. Pendidikan bukanlah mekanisme robotik yang kaku dan selalu terotomasi. Selalu ada dinamika di dalamnya. Begitu kira-kira yang diinginkan Munif. Bak gayung bersambut, antusiasme para stake-holder pendidikan pun luar biasa, meskipun yang sinis pun tidak sedikit. Dari pulau Jawa hingga ke Aceh dan Papua dia bersafari ‘menjajakan’ ide pembaharuannya dalam dunia pendidikan Indonesia. “Munif Chatib adalah seorang yang sangat commited dengan pengembangan pendidikan,” tulis Rektor Universitas Paramadina Jakarta Anies Baswedan, di bagian kata pengantar buku ini.

Munif sendiri memang pernah bekerjasama dengan sebuah yayasan yang dirintis Anies Baswedan, Yayasan Indonesia Mengajar, dalam menggembleng dan memberikan training kepada calon-calon Pengajar Muda (PM) sebelum diterjunkan ke berbagai pelosok nusantara. Dari sini pula dua inovator pendidikan ini percaya bahwa memberikan kontribusi, sekecil apa pun, dalam dunia pendidikan di Tanah Air adalah hal yang sangat penting. Slogan “Stop cursing darkness, let’s light more and more candles” ingin menegaskan bahwa, kegelapan itu bukan untuk diumpat dan disumpah serapahi, tapi dicarikan lilin penerangnya. Slogan ini pun menjadi ruh mereka dalam menyusun batu bata dan pilar pendidikan di Tanah Air. Jadi, dari pada mengeluhkan keadaan, lebih bijak kalau fokus mencari cara mengatasinya. Ittuh..hehe

Di mana Sistem Pendidikan Terbaik Dunia? (1)

Tak ada salahnya kita mengintip sejenak model pendidikan di Finlandia. Saya mencoba merangkum informasi yang diperoleh dari hasil video conference dengan Dewan Guru di Finlandia pada Januari hingga Mei 2008.

16 Agustus 2014

Menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia

Acara kegiatan agustusan
Jalan Sehat Agustusan 2014
Tepat tanggal 16 Agustus 2014, satu hari menjelang hari kemerdekaan yang ke-69, sekolah mengadakan acara jalan sehat sebagai rangkaian akhir dari memperingati dan menyambut datangnya hari kemerdekaan RI. Pukul 09.00 pagi acara sudah usai diakhiri dengan pembagian hadiah utama undian kupon "Jalan Sehat Merdeka" 2014.

Usai melaksanakan kegiatan, tiba-tiba ada seorang siswa masuk ke ruangan saya dengan membawa seorang temannya, "Pak, ini yang Bapak panggil." Saya heran. Saya tidak merasa memanggilnya.

20 Juli 2014

Welcome to This Daily Note

Serba-serbi cerita pendidikan
Pendidikan Manusia
Selamat datang. Jika Anda membaca tulisan ini pertama kali berarti Anda adalah pembaca edisi pertama blog berisi cerita pendidikan ini. Jadi, selanjutnya dan semua tulisan dalam blog ini adalah murni berisi cerita atau kejadian yang saya alami sebagai tenaga pengajar.