21 Maret 2019

Revolusi Industri 4.0 - 8 Langkah Strategis Menghadapinya


Anda pernah nggak mendengar cerita anekdot sinis seperti berikut ini tentang otak orang Indonesia? 

“Ada serombongan turis mengunjungi museum biologi. Pemandu membawa ke salah satu bagian dengan koleksi paling menarik: otak manusia dari berbagai negara. 

‘Ini otak dari manusia Amerika, nilainya satu juta dolar, karena inovatif. Ini otak dari manusia Jepang, dua juta dolar.’ Kata sang pemandu.

‘Lho, kenapa lebih mahal?’ Tanya seorang turis yang kebetulan berasal dari Amerika. 
‘Karena otak manusia Jepang meniru tetapi mengembangkan tiruannya sehingga menjadi lebih baik dari yang ditirunya.’

Sampailah di koleksi terakhir.

‘Ini adalah otak manusia Indonesia, nilainya 5 juta dolar.’

Para turis terhenyak, karena berarti itu otak yang paling mahal. 

‘Apa gerangan? Bukankah Indonesia bukan negara maju dalam teknologi? Kenapa lebih mahal dibanding otak Amerika dan Jepang?’

Si pemandu dengan kalem menjawab, ‘karena otak orang Indonesia paling orisinal; jarang dipakai.’

Kalem tapi menusuk bin menohok. Cerita di atas saya kutip dari buku The Climbers karya Djokosantoso Moeljono. Seorang mantan presiden direktur Bank BRI yang memberikan cara bagaimana memenangkan persaingan di abad digital. Biasanya disebut revolusi industri 4.0.

Cerita di atas seperti mengolok-olok kita sebagai bangsa yang malas berpikir. Makanya nggak maju-maju. Apalagi di bidang teknologi yang memang menjadi ciri-ciri era digital saat ini. 

Ada benarnya juga dan harus diakui, karena ranking kualitas manusia Indonesia cuma ada di urutan 116 dari 168 negara. Menyedihkan.

Gara-gara malas berpikir kita jadi sering termakan informasi hoaks. Bertengkar di dunia maya tentang sesuatu yang belum jelas kebenarannya, kurang cerdas dan kritis dalam menyaring informasi, tidak membiasakan baca dulu sebelum berkomentar dan lain-lain.

Saya jadi teringat beberapa tahun lalu saat merasa malu sekali karena tidak punya smartphone. Bayangkan saja, saat yang lain pegang HP BlackBerry saya malah tidak punya HP. Ditanya PIN BB saya kebingungan dan cuma bisa nyengir. Jadul banget.

Merasa ketinggalan zaman, saya terus kepikiran bagaimana caranya bisa punya smartphone dalam kondisi tidak punya uang, tapi tidak mau utang. Apa yang bisa saya lakukan?

Sudahlah, saya bosan memikirkannya dan lupakan saja.

Tapi beberapa bulan kemudian saya membuka Facebook. Ada salah seorang murid yang chat ke saya. Awalnya sekedar menyapa dan membicarakan hal-hal remeh. Tapi lama kelamaan sampai ke yang sedikit serius.

Si murid makin melebar topik chat-nya. Sampai-sampai curhat masalah kehidupan keluarganya. Dari mulai tidak diperhatikan, sering ditinggal, sampai pernah mau kabur dari rumahnya. Di situ saya merasa kasihan. Tentu saya memberi saran sebaik-baiknya agar tidak menyusahkan dirinya.

Siapa sangka kalau percakapan lewat Facebook itu adalah titik awal saya untuk punya smartphone yang bagi sebagian orang hanya keinginan sepele.

Kok bisa?

Begini ceritanya, waktu itu ada lomba menulis, tapi sayangnya harus menggunakan media blog. Nah, saya bingung blog itu apa. Intinya goblok lah. Secara memang tidak tahu sama sekali. Tapi karena tidak mau menyerah sama keadaan saya cari tahu apa sih blog itu. Wow, ternyata luas sekali seluas galaksi Bima Sakti. Hehe. 

Dari situlah saya pertama kali mengenal yang namanya blog. Aktivitas blog benar-benar baru bagi saya yang kesehariannya lebih sering melakukan kegiatan belajar mengajar. Makin buka pintu tentang blog makin banyak pintu-pintu Doraemon yang berisi keajaiban-keajaiban menjengkelkan.

Singkat cerita, karena topiknya adalah pendidikan maka chat dengan murid itu saya jadikan bahan tulisan mengenai rahasia media sosial untuk pembelajaran. Tidak menyangka juga kalau akhirnya bisa menang di posisi ketiga. 

Sejak itu saya semakin mendapat insight baru bahwa untuk memenangkan persaingan di era revolusi industri 4.0 harus dimulai dari sebuah website, apapun bentuknya: e-commerce, blog, toko online, ensiklopedi, media sosial, dan lain-lain. 

Jumlah situs di dunia ada 1,24 milyar situs. Amazing. Ada 2,4 milyar pengguna internet di bumi di mana 143 juta adalah pengguna internet di Indonesia. Kalau bukan untuk bersaing buat apa 1 milyar lebih blog itu ada, iya kan? Intinya website berguna untuk berkomunikasi dengan dunia, bukan cuma tetangga sebelah. Memang sih revolusi industri 4.0 itu tidak hanya sebatas blog dan website saja. 

Tapi entah apakah Anda bergerak di bidang bisnis online, bekerja sebagai profesional, pekerja seni, pelaku industri kreatif dan lain-lain, salah satu jalan untuk mendongkrak sukses di bidang Anda masing-masing adalah melalui website atau blog.

Masalahnya, kembali ke keinginan saya di atas, untuk yang seperti ini saja saya tidak punya pengetahuan. Bagaimana mau menghadapi revolusi indsutri 4.0. Kemampuan menggunakan dan mengelola website atau blog saja benar-benar hal baru bagi saya.

Tapi 4 langkah strategis yang saya ambil dari buku The Climbers Djokosantoso Moeljono bisa membantu. Ada 10 macam sebenarnya tapi hanya 4 yang menurut saya paling sesuai diterapkan. 

MENINGKATKAN PENGETAHUAN

Orang sering menyebutnya knowledge. Benar juga kalau seorang pakar komunikasi Amerika bernama Alvin Tofler mengatakan bahwa siapa yang bisa menguasai informasi (pengetahuan) maka dia yang akan menggenggam dunia. 

Sekarang hampir semua aliran informasi dan pengetahuan itu sebagian besar berasal dari blog. Entah itu isinya video, gambar, tulisan, grafik, intinya melalui media digital.

Saya awalnya, tepatnya sekarang, dipusingkan dengan “mainan” baru bernama blog itu. Banyak yang harus dipelajari karena ilmu di dunia blogging terus berkembang. Mirip balon yang selalu melar. 

Misalnya, bagaimana mengembangkan blog yang menghasilkan income, memilih nama domain, memilih jasa hosting, mengisi konten agar bisa bermanfaat untuk orang lain dan masih baaanyak lagi. Semua itu harus saya pelajari dan pada gilirannya nanti harus dilakukan. 

Menurut saya wajar kalau merasa overload karena sebelumnya memang tidak pernah tahu sama sekali. Tapi bagi saya bingung dan pusing adalah tanda bahwa seseorang mengetahui ketidaktahuannya.

Saya terus saja mempelajarinya. Beli buku tentang blog, mengunjungi website-website yang menyediakan tutorial blog dan banyak hal lain yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan saya tentang dunia blogging. Kadang saya memantau blog-blog sukses di luar negeri karena dari sanalah awal dari budaya nge-blog berasal. Karena saya merasa masih "otak original" seperti yang disindir cerita di awal tulisan. Ups.

Di sisi lain, kekayan pengetahuan seseorang juga menjadi awal lahirnya kecanggihan-kecanggihan teknologi saat ini. Mungkin anda pernah mendengar istilah-istilah seperti Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), robotics, big data, digital economy dan lain-lain yang seumpama. Jadi, bisa dibilang bahwa revolusi industri 4.0 adalah era yang berbasis pengetahuan.

Misalnya, dari kecanggihan teknologi robotics lahir robot manusia yang ramah bernama Sophia. Dia diciptakan menggunakan teknologi AI juga. Robot sosial itu juga bisa berbicara dan menangkap emosi dari lawan bicaranya layaknya manusia pada umumnya.

Dengan bantuan IoT kita bisa memantau hewan ternak yang kita pelihara. Merawat tanaman yang sedang kita tanam juga tidak melulu harus datang ke sawah atau kebun. Bahkan, untuk mengirimkan atau menyimpan uang kita bisa menggunakan dompet virtual.

Jadi, mau tidak mau kita harus selalu berusaha memperkaya pengetahuan dan banyak belajar. Tanpa memiliki pengetahuan maka akan sangat sulit bersaing di zaman digital seperti sekarang. Setuju nggak?

Kalau kemudian Anda bertanya bagaimana cara memperkaya pengetahuan itu, berikut  ini peta strateginya.

1. Mencari tahu semua hal yang berhubungan langsung dengan bidang yang sedang anda tekuni. Baik dengan cara mengikuti pelatihan, bertanya ke rekan-rekan, mencari informasi di internet, membaca buku, dan lain-lain. Dengan kata lain fokus pada hal yang mendongkrak pengetahuan di bidang yang anda minati.


Kalau anda seorang profesional, katakanlah dokter misalnya, maka kejar apapun yang menjadi aset pengetahuan langsung profesi dokter. Apalagi sekarang pasien tidak lagi harus berhadapan dengan dokter kalau hanya untuk berkonsultasi tentang kesehatan sehari-hari.

Kalau anda seorang pebisnis online maka cari tahu apa saja yang berhubungan dengan bisnis di era digital, strategi memasarkan produk anda, digital marketing, meng-onlinekan-bisnis, dan lain sebagainya.

Saya sendiri saat mengetahui bahwa bisa menghasilkan income dari blog maka langsung tertarik mempelajari seluk beluknya hingga berhasil membuat blog meskipun hanya sederhana dan masih harus terus belajar.

Dari yang asalnya buta dunia digital maka sedikit demi sedikit mulai ada titik terang sebagai pembuka jalan. Cuma ya itu tadi, masih belum bisa mewujudkan keinginan mengelola dan menggunakan blog secara profesional layaknya blogger-blogger yang sudah berhasil. #gigitsandal.

Lanjut ...

2. Mengetahui informasi yang berhubungan langsung seperti di poin 1 belum cukup. Kita juga harus update pengetahuan yang tidak berhubungan langsung tapi berpengaruh pada keberlangsungan bidang yang kita tekuni. 

Misalnya, karena pekerjaan utama saya adalah mengajar, maka perlu untuk mengetahui seputar perkembangan berita tentang kebijakan pemerintah dalam pendidikan, tren perkembangan teknologi di bidang pendidikan, bisnis di dunia pendidikan, buku ajar dan lain-lain.

Meskipun tidak mempengaruhi langsung pekerjaan utama saya tapi mempelajari tentang blog sangat membantu bagi saya sehingga bisa terhubung dengan rekan-rekan seprofesi yang sudah lepas landas duluan. Bahkan bisa saling bertukar pengalaman mengajar dari belahan lain di nusantara.



JANGAN LUPA, INOVASI

Ada dua hal di dunia ini yang tak bisa dilawan. Yakni, kematian dan teknologi. Kalau yang pertama lebih baik kita mempersiapkan sedangkan yang kedua kita perlu menyesuaikan. Inovasi ibaratnya nyawa dalam dunia teknologi. Tanpa inovasi maka dijamin mati. Masih ingat ponsel Nokia? Siemens? Apa kabar nasib mereka?

Bagi saya manfaat teknologi saya rasakan untuk menunjang pekerjaan. Saya tidak lagi harus selalu mengajar di ruang kelas. Dan yang jelas bisa menghasilkan. Dengan bantuan teknologi digital saya bisa menjangkau murid saya di mana pun saat itu mereka berada. 

Sekarang belajar bisa di mana saja dan kapan saja. Ada webinar (seminar di website), kursus online, kelas online dan belajar jarak jauh. Berarti revolusi industri juga terjadi di bidang pendidikan dan pengajaran. 

Dulu, sebelum ada inovasi teknologi digital kita berbelanja harus berkeringat dan menghabiskan waktu di jalan tapi sekarang itu tidak lagi harus dilakukan. Cukup membuka smartphone atau layar komputer maka jutaan pilihan akan kita temui untuk memenuhi keperluan.

Contoh lain adalah, kalau anda awalnya berbisnis hanya mengandalkan media sosial atau hanya memikirkan tempat usaha dan modal, dengan inovasi anda bisa melompat dengan menggunakan toko online menggunakan website e-commerce. Jangkauannya lebih luas dan tentu saja potensi calon pembeli barang/jasa anda lebih banyak.

Intinya, tanpa inovasi berarti mati. Titik.

DI ERA TEKNOLOGI KECERDASAN EMOSI ITU PENTING

Eits, tunggu dulu. Emosi di sini bukan marah-marah ya. Emosi di sini maksudnya adalah bagian tak terlihat dari seseorang yang bisa menjadi kekuatan dirinya untuk berhasil. Seperti empati, tekun, tidak mudah menyerah, pandai bergaul, dan lain-lain.
Kalau diibaratkan sebuah komputer, emosi adalah CPU-nya. Dia tidak terlihat oleh mata tapi hasil kerjanya menentukan sekali tampilan di layar monitor. Atau kalau smartphone adalah snapdragon-nya. 

Ketika saya dulu ingin mempunyai smartphone saya dihadapkan pada banyak pilihan. Apakah berhutang, apakah menunggu gajian, apakah tetap menerima keadaan meskipun tidak punya smartphone dan ketinggalan zaman. Dari sekian banyak pilihan saya harus memutuskan untuk memilih salah satu. Proses menentukan dan membuat keputusan itu membutuhkan pertimbangan emosi. 

Kenapa emosi ini menjadi penting?

Karena bekal dua senjata di atas belum cukup. Ibarat masakan belum ada garamnya. Kalau dua poin di atas dilalui lewat proses berpikir maka emosi dilalui melalui proses merasakan dengan perasaan. Seandainya saya dulu tidak merasa ketinggalan dari teman-teman dan memilih tidak melakukan apa-apa mungkin saya sampai sekarang tetap tidak memiliki smartphone, tetap tidak tahu perkembangan dunia luar yang serba digital dan tetap ketinggalan dunia blogging.

Agar lebih jelas berikut ini yang dimaksud dengan melibatkan emosi dalam kehidupan sehari-hari. 

Bayangkan ada seorang anak kecil usia 10 tahun berdiri di depan sebuah restoran. Dia berdiri di bawah terik matahari pukul 1 siang dengan wajah lusuh. 

Dari dalam restoran dengan jelas anda melihat dia menatap ke arah anda yang sedang makan. Dia seperti sedang ikut menikmati makanan yang sedang anda makan, sedangkan dia sendiri belum makan. Pertanyaan saya, apa yang anda rasakan?

Atau anda di dalam lift melihat seorang bayi umur 2 tahun yang sedang digendong ibunya tiba-tiba menatap ke arah anda dan tersenyum. Bagaimana respon anda?

Respon-respon yang datang dari anda melihat anak kecil dan bayi di dalam lift itu adalah emosi, sesuatu yang terjadi melalui rasa. Ari Ginanjar menyebutnya ‘anggukan universal’.

Kalau anda punya kecerdasan IQ maka juga anda punya kecerdasan emosi (EQ). Anda cerdas secara emosi kalau peka terhadap sekitar anda dan cepat mengambil keputusan. Tanpa emosi manusia tidak ada bedanya dengan robot. Di era revolusi industri yang identik dengan mesin-mesin tak berperasaan, peran emosi ke depannya sangat penting. Makanya, di aplikasi-aplikasi pesan instan dilengkapi dengan yang namanya emoji untuk menunjukkan perasaan saat berkirim pesan. Sampai-sampai si Sophia di atas mau dilengkapi unsur emosi.


KUASAI SATU ATAU DUA HARD SKILL

Saya awalnya hanya memiliki skill mengajar karena memang kegiatan sehari-hari saya itu saja. Tapi sejak mengenal dunia blogging saya harus menambah lagi skill lain yang tidak ada salahnya diasah terus menerus: menulis.

Dengan memiliki skill khusus, anda mempunyai nilai plus yang akan menjadi bekal untuk ‘menjual diri’ dan berkompetisi di era industri 4.0. Tanpa memiliki skill, maaf harus dikatakan, anda tidak usah bermimpi untuk maju ke medan perang yang penuh kompetisi. 
Banyak macam skill yang bisa diasah. Tapi setidaknya berikut ini adalah beberapa skill penting sebagai modal utama untuk #BuildSuccessOnline.

1. Skill menulis

Kalau anda main Facebook pasti pernah update status di beranda kan? Misalnya status anda banyak yang suka dan mengomentari. Sadar tidak kalau sebenarnya itu adalah skill anda. Mungkin anda tidak menyadarinya. 

Yuk, mulai sekarang anda manfaatkan skill itu. Sayang sekali kalau tidak dimanfaatkan karena skill itu adalah kemampuan anda memengaruhi teman-teman anda untuk mengomentari, menyukai, mendebat anda lewat tulisan. 

Daripada hanya dipakai untuk update status tidak jelas tujuannya kenapa tidak diasah saja skill itu supaya bisa bisa beli smartphone eh mendulang sukses di dunia online. 

Anda tahu, saat ini kemampuan menulis menjadi satu skill yang bisa mendatangkan penghasilan. Hasilnya juga tidak main-main, lho. Survey menemukan bahwa penghasilan dari menulis secara online bisa mencapai $50.000 atau sekitar 700 juta per tahun. Hemmm... gurih ya.



Di Indonesia banyak blogger-blogger yang sudah mampu mencetak uang tidak sedikit dari kemampuannya menjadi mesin kata ini. Ada Raditya Dika yang semua orang kenal dia. Dia mampu berhasil seperti sekarang berawal dari menulis di sebuah blog miliknya. Ada lagi Trinity yang sampai berhasil mencetak buku dengan bermodal skill menulis di blognya. Bukunya berjudul The Naked Traveler.

Tapi saya kan tidak bisa menulis? Bagus, dong. Berarti anda tahu kalau anda tidak mampu. 
Kalau sadar tidak mampu maka balik ke cara pertama paling atas, yakni dengan memperkaya  pengetahuan tentang menulis. Cara paling gampang untuk memulai berlatih menulis adalah tulis status di Facebook. 

Dari yang sederhana saja, ceritakan warna baju yang sedang anda pakai sekarang, bahannya apa, beli di mana dan kelebihan apa yang anda dapatkan. Kalau tiba-tiba ada yang tertarik membelinya, segera copot, kirimkan lewat ekspedisi. Hehe. Gampang, kan?

Catatan penting, dengan skill ini anda pasti bisa meningkatkan penjualan bisnis yang anda lakukan.

Anda akan kesulitan menjelaskan keunggulan dan manfaat karya kreatif anda ke jutaan pengguna internet jika tidak memiliki skill menjelaskan lewat kata-kata. Karena selain dengan penjelasan gambar dan video anda juga harus bisa menjelaskan lewat tulisan.

2. Skill menjual

Sebelumnya, kita perluas arti menjual dulu. Di sini tidak terbatas hanya menjual produk dan jasa. Tapi juga termasuk menjual ide dan gagasan atau pemikiran. Buku-buku laris adalah contoh dari bagian menjual ide. Tulisan viral adalah juga bagian menjual ide. 
Awalnya saya pesimis apakah saya bisa berhasil memiliki smartphone lewat modal skill menulis yang pas-pasan. Ternyata kok saya bisa menjual ide sehingga menghasilkan revenue yang berwujud smartphone.

Skill ini penting karena persaingan bisnis di era digital sangat ketat. Di saat yang sama ada jutaan penjual yang menjajakan barang dan produk yang sama dengan anda. Yang membedakan adalah bagaimana mereka ada yang berhasil dan yang tidak. Karena skill ini penunjangnya. Makanya sampai ada tim sales juga di perusahaan-perusahaan.

Kalau skill ini belum ada sebaiknya diperkaya dulu pengetahuannya dan seluk beluknya sehingga menjadi keahlian yang menguntungkan. Karena darah dari sebuah bisnis itu adalah penjualan yang menghasilkan. Bisa dengan ikut pelatihan, belajar dari training dan seterusnya.

3. Skill digital 

Skill satu ini pasti akan menjadikan anda sebagai rebutan. Banyak yang akan mencari anda. Tidak percaya? Saya ceritakan seseorang. Dia sebenarnya “hanya” lulusan SMK, tapi berhasil mengalahkan doktor lulusan Oxford dalam kompetisi tingkat dunia untuk desain bracket pesawat jet. 

Pemuda Salatiga, Jawa Tengah ini bernama Arfian Fuadi. Kemampuan olah digital di atas rata-rata yang dimilkinya berhasil mencuri perhatian dunia dan mengantarnya menjadi desainer digital kelas dunia. Apa setelahnya? Pemuda ini dicari banyak perusahaan luar negeri untuk membayar kemampuan olah digitalnya. Arfian Fuadi hanya satu dari ribuan orang yang berhasil karena kemampuan olah digital.

Kalau anda memiliki memiliki skill yang satu ini selamat. Berarti anda sudah memiliki modal untuk bertempur di era revolusi industri 4.0, tinggal terus mengasahnya sampai benar-benar ahli. Calon klien yang akan mengajak kerjasama dengan anda juga tidak hanya dari Indonesia tapi dari berbagai belahan dunia.

Kemampuan di dunia digital juga berhasil membuat Muhammad Alfatih Timur mendirikan bisnis model crowdfunding bernama kitabisa[dot]com. Kitabisa tidak hanya memiliki nilai bisnis tapi juga mengusung nilai sosial di dalamnya dengan cara menggalang dana “receh” untuk orang-orang yang membutuhkan bantuan. 

[tabel/gambar/infografis macam2 kemampuan digital: videographer, desainer, komputasi, media sosial marketing, digital marketing, animasi, ]

4. Skill bahasa asing

Ini modal kalau anda sudah siap go-internesyenel #SyahriniOn. Dengan bahasa yang banyak anda kuasai (polyglot) maka kemungkinan anda berhasil semakin dekat. 

Saat ini bahasa yang banyak digunakan di dunia adalah bahasa inggris. Kemudian bahasa mandarin. Setelah itu bahasa Jerman. Jangan lupa bahasa arab dan bahasa Indonesia juga.






Kalau skill-skill di atas sudah menjadi identitas anda maka selanjutnya adalah  memberdayakannya lewat website. Saya sendiri masih berniat untuk memiliki website profesional yang bisa menjadi media berkomunikasi dengan dunia. Ayo kita jalan bareng-bareng menghadapi revolusi industri 4.0 dengan yang kita bisa.

Untuk mewujudkan itu anda selanjutnya tentu harus menjajakannya atau istilah nyelenehnya adalah menjual diri. Namanya menjual diri tentu saja harus ada yang dijual dan bisa memecahkan persoalan orang lain kan?

Anda bebas apakah memilih media sosial atau dengan belajar melalui blog. Seiring berjalannya waktu, anda akan sampai pada saat di mana harus mengembangkan blog tersebut. Setelah blog tersebut lumayan berkembang saatnya anda memilih domain dan jasa hosting terbaik untuk kepentingan profesional. 

Berikut ini adalah langkah-langkah strategis dalam mempelajari dan mengambangkan blog yang anda kelola, sesuai urutan pengetahuan, inovasi, emosi dan skill.

1. Dalam tahap pengetahuan anda pelajari dulu dasar-dasar blogging. Pilih yang sudah profesional seperti Niagahoster. Keuntungannya adalah kontennya bertanggung jawab dan tidak akan menyesatkan anda karena sudah dilakukan oleh tim-tim profesional di belakangnya. 

Yang berhubungan langsung dengan blogging misalnya, riset kata kunci, memilih nama domain, menentukan harga paket hosting yang paling sesuai dengan kebutuhan anda.

Sedangkan yang tidak berhubungan langsung anda pelajari tentang profil blogger-blogger sukses di Indonesia maupun luar negeri. Menjalin hubungan baik dengan para penggiat IT di lingkungan anda dan bergabung dengan komunitas mereka di dunia nyata.

2. Inovasikan layanan anda ketika website sudah dimiliki. Misalnya, menyediakan layanan live chat dalam periode tertentu untuk memberikan layanan maksimal bagi klien-klien anda. 

3. Dalam melibatkan emosi usahakan untuk selalu mendengar kemauan pengunjung blog anda atau pengunjung toko online anda. Fokus pada mindset ingin memecahkan masalah yang mereka hadapi sehingga terbantu dengan skill yang anda miliki.

4. Temukan dulu skill apa yang ada dalam diri anda. Pasti ada. Dari beberapa skill yang sudah anda temukan cobalah untuk memilih satu dan diasah terus menerus hingga benar-benar menghasilkan untuk pertama kalinya. Momen menghasilkan itu akan menjadi penanda bahwa anda memiliki kelebihan di bidang tersebut.
Selanjutnya tentukan dari beberapa layanan Niagahoster yang memudahkan anda di bawah ini. 



Apakah keahlian lain kemudian menjadi tidak penting jika tidak termasuk dalam tulisan di atas? Tentu bukan berarti demikian. Tapi setidaknya keempat skill itu akan secara langsung bisa dimanfaatkan oleh anda karena tren di dunia digital tidak jauh dari keempat skill penting tersebut.

Selanjutnya, bila salah satu skill itu sudah dimiliki dan dikuasai maka pilihan berikutnya adalah memberdayakannya dengan memasarkan secara digital melalui sebuah website. Anda bisa memilih desain dan hosting terbaik dari Niagahoster. 

Niagahoster adalah jasa penyedia hosting terbaik asli Indonesia yang menawarkan berbagai kemudahan untuk membantu anda sukses di dunia online dan digital. Sudah banyak yang menggunakan dan membuktikan Niagahoster, seperti klien-klien berikut ini. 







Skill saya sendiri masih pas-pasan dan masih jauh dari sempurna. Apalagi skill olah grafis dan deain visual. Jadi, masih harus diasah dan banyak belajar serta mendengar masukan. Jadi, maaf kalau tampilan kali ini sangat sederhana dan tidak bagus sama sekali.

Atau . . .

Apakah anda punya rekomendasi skill lain yang menurut anda penting di era revolusi industri 4.0?

0 comments: