www.wovgo.com |
Artinya apa? Mendidik manusia calon-calon penghuni tahun 2030, di mana mesin dan otomasi sudah mendominasi, tidak lagi berkutat pada hal-hal yang bersifat pengetahuan saja. Porsinya semakin dikurangi. Atau mungkin dihilangkan, seperti hafalan, pidato di kelas, mengerjakan PR dan lain-lain. Sebagai gantinya adalah memperbanyak porsi pendidikan soft skills (kecakapan-kecakapan halus).
Anda ragu? Atau tidak sependapat? Kenal dengan wajah di bawah ini? Saya sampaikan ucapan Jack Ma, mantan guru yang mendirikan raksasa e-commerce Alibaba, di forum ekonomi dunia WEF (World Economic Forum). Ia berpesan:
Jack Ma, pendiri raksasa e-commerce Alibaba |
"Education is a big challenge now...we can not compete with machines ...we have to teach something unique...values, believing, independent thinking, teamwork, care for others. These are soft parts. Knowledge will not teach you that...we should teach our kids sports, music, painting, art... Everything we teach should be different from machine..."
[Pendidikan menghadapi tantangan besar sekarang...kita tidak sanggup berkompetisi dengan mesin...kita harus mengajarkan sesuatu yang unik...nilai-nilai, keyakinan, berpikir mandiri, kerjasama, peduli kepada orang lain. Kecakapan ini adalah perangkat halus. Pengetahuan tidak akan mengajari Anda itu...saya kira kita harus mengajari anak kita olahraga, musik, melukis, seni - untuk memastikan bahwa manusia itu beda dengan mesin...]
Mengamini ucapan Jack Ma di atas, kita harus meng-install anak-anak dengan software yang mengarah pada karakter, bukan hanya pengetahuan karena mesin sudah memilikinya. Tapi, bagaimana kita membekali generasi emas bangsa di saat mereka berada di masa depan kelak agar tidak tertinggal jauh di belakang?
Jawabannya, pendidikan.
Tapi, model pendidikan yang tepat seperti apa? Bagaimana memanfaatkannya agar bisa memajukan kualitas generasi bangsa?
Artikel ini akan membahas bagaimana memasuki pintu pendidikan anak-anak melalui sembilan pintu kecerdasan yang mereka miliki. Kesembilan macam pintu masuk itu dicetuskan pertama kali oleh seorang pakar bernama Howard Gardner dari Harvard University, Amerika Serikat. Ia dikenal dengan teori kecerdasan majemuk atau disebut multiple intelligences.
Satu hal yang penting untuk digarisbawahi adalah bahwa kecerdasan-kecerdasan yang dibahas di sini pasti dimiliki oleh setiap anak. Yang membedakan hanyalah tingkat dominan atau tidaknya pada diri setiap anak. Artinya, ada anak yang memang sangat menonjol dalam beberapa kecerdasan tertentu, sedangkan kecerdasan yang lain biasa-biasa saja, atau bahkan tidak menonjol sama sekali. Yang pasti, selain memerlukan pola pendidikan yang terintegrasi, seperti yang ada di EduCenter di bilangan BSD Tangerang, juga tugas orang tua untuk menemukan potensi si anak, sekecil apapun bentuknya. Agar Anda dapat memilik gambaran seperti apa kecerdasan anak berikut ini penjelasannya.
Source: blog.adioma.com |
1. Kecerdasan linguistik (bahasa)
Adalah kemampuan menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan kemampuan ini secara baik melalui kata-kata untuk mengungkapkan pikiran-pikiran dalam berbicara, membaca maupun menulis. Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh penceramah, pengarang novel (penulis), tukang negosiasi, pengacara, atau para pemimpin negara di dunia, seperti Ir. Soekarno.
Mendidik anak yang memiliki kecenderungan linguistik bisa dilakukan dengan cara membiasakan diri terpapar dengan hal-hal yang berbau bahasa (baik asing maupun bahasa ibu). Seperti, mengajari gemar membaca, mengajari mengarang, mendengarkan ia bercerita dengan bahasa sendiri, belajar berceramah di depan keluarga dulu kemudian di depan umum, dan lain sebagainya.
Permasalahannya, bagaimana menuntun kecerdasan bahasa seorang anak supaya bisa lebih terarah? Anda bisa memilih banyak kursus bahasa sebagai media mengantarkan anak mengasah kecerdasan lingusitiknya. Salah satunya adalah memilih lembaga yang bisa membuat nyaman anak dalam belajar kebahasaan. Misalnya, lembaga kursus bahasa asing milik EduCenter di atas. Prinspinya ia menghadirkan pendidikan terintegrasi dengan semangat One Stop Education of Excellence. Belajar apapun sudah disediakan. Belajar bahasa asing hanya dilakukan dalam satu lokasi tanpa harus berpindah lokasi yang terkadang lebih jauh sehingga memakan waktu perjalanan.
Mendidik anak yang memiliki kecenderungan linguistik bisa dilakukan dengan cara membiasakan diri terpapar dengan hal-hal yang berbau bahasa (baik asing maupun bahasa ibu). Seperti, mengajari gemar membaca, mengajari mengarang, mendengarkan ia bercerita dengan bahasa sendiri, belajar berceramah di depan keluarga dulu kemudian di depan umum, dan lain sebagainya.
Permasalahannya, bagaimana menuntun kecerdasan bahasa seorang anak supaya bisa lebih terarah? Anda bisa memilih banyak kursus bahasa sebagai media mengantarkan anak mengasah kecerdasan lingusitiknya. Salah satunya adalah memilih lembaga yang bisa membuat nyaman anak dalam belajar kebahasaan. Misalnya, lembaga kursus bahasa asing milik EduCenter di atas. Prinspinya ia menghadirkan pendidikan terintegrasi dengan semangat One Stop Education of Excellence. Belajar apapun sudah disediakan. Belajar bahasa asing hanya dilakukan dalam satu lokasi tanpa harus berpindah lokasi yang terkadang lebih jauh sehingga memakan waktu perjalanan.
2. Kecerdasan matematis-logis
Anak dengan kecerdasan ini mampu menangani bilangan, angka-angka, perhitungan, pola, serta pemikiran logis dan ilmiah. Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh ilmuwan atau filsuf. Anak yang cerdas matematis memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Suka bertanya, bahkan cenderung kritis.
- Senang melakukan proses untuk menemukan jawaban dari sesuatu atau keadaan yang membuat dirinya penasaran.
- Memiliki kecakapan dalam memecahkan permasalahan-permasalahan, sesuai dengan tingkatan usianya.
- Kemampuan berpikir abstraknya sangat bagus.
- Senang mengeksplorasi bentuk-bentuk dan hubungan-hubungan.
- Suka membuat eksperimen dan pengamatan secara logis.
- Kalau bekerja banyak berhubungan dengan angka-angka, perhitungan-perhitungan, derajat-derajat, dan dimensi.
Mengasah kemampuan anak dengan kecerdasan ini harus mengarahkannya pada hal yang berhubungan dengan ciri-ciri di atas. Mereka akan cepat bosan jika apa yang dipelajari tidak mendukung kecerdasan dominannya. Bahkan, cenderung pasif. Mengikutkan kursus matematika adalah salah satu cara yang mendorong untuk mengasah kecerdasan anak dalam berpikir matematis-logis. Anda ikutkan putra/i Anda di Calculus di Educenter BSD adalah pilihan yang tepat. Model konsep pendidikan di #educenter menawarkan pendidikan multidisiplin dalam satu atap sehingga pilihannya mudah dan praktis.
3. Kecerdasan musikal
Anak Anda suka menabuh benda-benda di sekitarnya? Didengarkan ya kok enak. Bisa jadi dia memiliki kecerdasan musikal. Menyanyinya juga bagus. Kalau diajari irama dan nada dia cepat tanggap dan langsung bisa. Ya, dia termasuk anak dengan kecerdasan musikal. Kemampuan menyimpan nada atau irama musik dalam memori. Anak yang memiliki kecerdasan ini biasanya lebih mudah mengingat sesuatu bila diiringi dengan irama musik. Biasanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para musisi, penyanyi, seniman, atau budayawan (ahli budaya).
Kursus musik, gitar, piano dan semua pembelajaran yang berhubungan dengan bunyi, nada dan irama adalah media pendorong untuk mengantarkannya menemukan kecerdasan dominan.
4. Kecerdasan visual-spasial
Kemampuan melihat secara detail sehingga bisa menggunakan kemampuan ini untuk melihat segala objek benda yang diamati. Lebih dari itu, kecerdasan ini bisa menangkap semua yang diamati dan mampu melukiskannya kembali. Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh para insinyur (terutama arsitek), pilot, navigator atau penemu dalam bidang ilmu pengetahuan.
Cobalah untuk melakukan tes seberapa dominan kecerdasan visual spasial yang dimiliki di sini
5. Kecerdasan kinestetis
Kemampuan menggunakan anggota tubuh untuk segala kebutuhan atau kepentingan hidup. Dengan kecerdasan ini, seseorang bisa mewujudkan ide atau gagasannya melalui gerak fisik. Kecerdasan ini dimiliki oleh para atlet, penari, atau olahragawan sukses di dunia.
Salah satu contoh adalah pemain basket legendaris Michael Jordan. Kecerdasan kinestetis yang dimilikinya mengantarkannya menjadi pemain basket terbaik tingkat dunia. Tentu saja melalui pengarahan dan latihan fisik yang intens. Sebaliknya, jika saj Jordan memilih menjadi musisi mungkin saja ia tidak akan menemukan potensi terbaiknya sampai saat ini. Kesimpulannya, kecerdasan kinestetis memerlukan latihan fisik dan mengarah pada aktivitas gerak tubuh. Diam adalah musuh baginya.
Salah satu contoh adalah pemain basket legendaris Michael Jordan. Kecerdasan kinestetis yang dimilikinya mengantarkannya menjadi pemain basket terbaik tingkat dunia. Tentu saja melalui pengarahan dan latihan fisik yang intens. Sebaliknya, jika saj Jordan memilih menjadi musisi mungkin saja ia tidak akan menemukan potensi terbaiknya sampai saat ini. Kesimpulannya, kecerdasan kinestetis memerlukan latihan fisik dan mengarah pada aktivitas gerak tubuh. Diam adalah musuh baginya.
6. Kecerdasan interpersonal
Kemampuan seseorang untuk berhubungan dengan orang-orang di sekitarnya sehingga dia bisa merasakan secara baik hal-hal berikut: tempramen, suasana hati, serta kehendak orang lain. Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh para sosiolog (ahli sosial), psikolog, atau konsultan.
7. Kecerdasan intrapersonal
Kemampuan mengenali dan memahami diri sendiri serta berani bertanggung jawab atas perbuatan sendiri. Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh para ahli bidang ilmu tertentu, ahli filsafat (filusuf), trainer, atau motivator.
8. Kecerdasan naturalis
Kemampuan mengenali lingkungan dan memperlakukannya secara proporsional, sesuai yang semestinya. Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh para neurolog (ahli saraf), antropolog (ahli ilmu manusia), arkeolog (ahli benda purbakala), dan pecinta alam/lingkungan.
9. Kecerdasan eksistensial
Kemampuan merasakan dan menghayati pengalaman ruhani atas pelajaran atau pemahaman sesuai keyakinan kepada Tuhan. Biasanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para ahli spiritual (sufi), ruhaniawan (tokoh agama), atau filusuf.
Dari sembilan kecerdasan di atas setiap orang memiliki satu yang menonjol, asalkan memberikan pancingan yang tepat dan dilakukan pencarian secara terus menerus sampai menemukannya. Ada yang memilikinya beberapa saja dan ada yang semuanya. Yang jelas, tidak ada istilah batasan dan membatasi kecerdasan pada setiap anak. Jangan pernah membatasi potensi manusia (anak) karena kita tak punya hak untuk itu. Kita sedikit pun tidak pernah turut campur dalam menciptakannya, selain menyumbang keringat hehe.
Setiap manusia diciptakan sempurna dengan sebaik-baik bentuk juga. Ia bukan produk coba-coba, apalagi produk gagal pencipta. Tuhan yang menginginkan manusia ada di bumi, maka tentu Dia sudah membekali khalifah-Nya. Tinggal bagaimana memanfaatkan bekal itu supaya sukses menjalankan misi dari garis start dan selamat sampai di garis finish (akhirat). Sudahkah memberikannya?